「Simfoni Jiwa Terbalik」


 


Sedikit Dari Penulis


Dalam satu tubuh manusia terdapat ribuan sel aktif layaknya planet pada galaxy dalam 

semesta. Maka dari itu tentu saja mungkin alam semesta tidak memiliki batas untuk memiliki 

lebih dari satu bumi dan makhluk di dalamnya.


Cerita ini terinspirasi dari kegelisahan saya yang menggempur akan adanya harapan yang 

mustahil, sebuah peristiwa yang dialami menghasilkan pikiran dan rencana-rencana kotor yang 

disebut Kebencian.


~ Azril



Teror di Gang Sempit


Yohan seorang anak SMK kelas 2 yang memiliki kecenderungan diam adalah anak korban bullying di kelasnya. Ia sering kali mendapat perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari teman-temannya. Perlakuan itu memuncak pada hari ketika Yohan pulang seperti biasanya menggunakan sepeda butut yang diberikan mendiang kakeknya. Pada saat itu ia dicegat oleh segerombolan geng yang terdiri dari siswa-siswa berandalan di sekolahnya. Ia mendapatkan rundungan yang begitu kelewatan, ia mendapat rundungan belasan pukulan keras layaknya dipukul besi dan tendangan tajam bagai ditusuk pisau. Tidak lepas dari itu sepeda peninggalan mendiang kakeknya pun dihancurkan sampai meleot tak berbentuk, rodanya di lepas, setangnya dipatah dua, dan saddlenya dibuang entah kemana. Otak dari semua perbuatan keji ini tidaklain dan tidak bukan adalah teman sekelasnya sendiri yaitu Alfi dan juga Dika, mereka adalah orang-orang yang sering merundung hanya dengan alasan bosan. Mungkin ini adalah rundungan yang paling parah diterima oleh Yohan. Selepas dari kejaadian itu Yohan merintih dan berbaring kesakitan di pinggiran jalan gang sempit

"aghh.. sakit... tolong.. tolong..." 

Yohan meminta tolong. 

Suaranya yang sangat kecil mungkin hanya semut yang bisa mendengarnya. 

Karena jalan gang yang sempit dan terpencil mengakibatkan tidak ada satupun orang yang bisa ia mintai pertolongan. Setelah beberapa saat meneguhkan diri Yohan pun berusaha sebisa mungkin untuk pulang dengan tetap menatih kaki lebamnya, dan menjinjing sepeda bututhancurnya. Sesampainya dirumah ia hanya bisa lewat pintu belakang karena takut jika ibunya khawatir dengan keadaanya. 

Yohan seorang anak pendiam (introvert) yang dibesarkan oleh single parents yaitu ibunya. Dia cerdas, berbakat dalam semua bidang terkecuali olahraga atau hal yang berhubungan dengan kegiatan fisik, bahkan ia juga pernah memenangkan kompetisi bergengsi yaitu Novel Great Creator tingkat nasional yang juga diikuti banyak penulis professional di negaranya. Walaupun begitu ia tidak pandai dalam berhubungan sosial sehingga ia sering mendapatkan rundungan dari anak-anak di sekitarnya. 

Disamping itu Yohan juga memiliki sisi terburuknya, ia licik bahkan sampai dijuluki Rubah atau Loki (Dewa penipu dan pengacau). Selain licik, Yohan juga pernah hampir terlibat kasus pembunuhan yang ia lakukan kepada terman sekolahnya di bangku sekolah menengah pertama dengan cara memanipulasi dan menanamkan ide bunuh diri kepada temannya yang sedang gelisah karena ditolak oleh wanita, tapi untungnya kejadian itu berhasil dicegah karena pihak berwajib sangat sigap dalam menangani kasus tersebut. 


Terbangun dalam Keadaan Misterius


Setelah Yohan membersihkan luka dan tubuhnya ia beranjak untuk tidur. Ia bahkan
menolak ajakan makan malam bersama ibunya.

“Sebenarnya aku lapar... tapi apa boleh buat aku tidak ingin nantinya ibu khawatir dan
kerepotan kalau melihat keadaanku…”

“Sebaiknya sekarang aku tidur untuk mengurangi rasa sakit ditubuhku.”

Tetapi sebelum tidur ia sempat mengumpat dan berkata tentang dirinya yang lemah dan tidak
memiliki fisik kuat layaknya orang yang merundungnya. Ia berfikir jika ia memiliki tubuh yang
sepadan dengan mereka mungkin ia tidak akan dirundung sampai seperti ini.

“Arghh.. sial mengapa aku tidak memiliki tubuh yang kuat dan otot yang besar, andai aku
memilikinya pasti aku tidak akan mengalami kejadian sial seperti ini.”

“Kenapa yang hanya bisa dilakukan diriku hanya berfikir dan belajar, aku sangat tidak
diuntungkan dengan kelebihanku ini,”

Pikir Yohan sambil berderai air mata. Akhirnya Yohan pun tertidur untuk menyegarkan
tubuhnya esok hari. Pagi pun tiba dan Yohan terbangun dengan sangat amat terkejut bagaikan ia
telah melihat hantu, ia terkejut setelah merasakan perbedaan pada lengannya, yang membesar
dan berotot, ia bahkan sempat bingung sebelum sadar karena tidak merasakan sakit disekujur
tubuhnya lagi. Akhirnya Yohan beranjak dari tempat tidurnya dan menghadap pada cermin di
lemari kayunya. Ia semakin terkejut setelah melihat bayangan dirinya yang ada di cermin. Ia
melihat sosok yang tidak ia kenali sama sekali. Rambut pirang bagai benang, otot yang keras
seperti besi hingga urat seperti kawat yang menghiasi sekujur tubuhnya. Sembari memikirkan
apa yang terjadi ia mengepalkan tangan besarnya dan memukulkannya pada wajahnya untuk
mengetahui apakah ia bermimpi.

Bruakkk…

Keras bunyinya seperti tembok yang dipukul

“Sial ternyata aku tidak bermimpi, bahkan aku merasakan denyut sakitnya pada wajahku
sekarang”

Gumamnya sambil kesakitan

Setelah itu Yohan mencoba melihat keluar jendela untuk memastikan bahwa dirinya tidak
berada di tempat asing. Dan yah dugaannya benar ternyata ia sedang berada di rumahnya, namun
ada hal yang janggal yaitu kedai bunga ibunya tidak ada. Saat itulah ia mulai mencoba mencari
tahu apa yang terjadi, tetapi jam menunjukan pukul 07.00, ia ingat bahwa ia harus pergi ke
sekolah, walau dengan tubuh yang tidak ia kenali dan situasi yang janggal sekarang ia tetap
tenang dan terkendali. Ia mulai bergegas mandi dan memakai seragam, menata rambut, dan
mengambil tas. Ia sadar saat bercermin dan melihat nama di dada sisi kanan bertuliskan nama
“Johan”, saat itulah ia berasumsi bahwa mungkin tubuh ini milik orang bernama Johan. Hampir
mirip namanya pikirnya dalam diam. Sambil bergegas ke sekolah ia juga sembari
memperhatikan sekelilingnya, ternyata ada sebuah foto yang terpajang di ruang tamu, yaitu foto
ibunya dengan tampang penampilan yang berbeda


Identitas Baru, Kehidupan Baru


Dibandingkan dengan ibu rumah tangga pada
umumnya, dalam foto ibunya malah mirip dengan wanita bar karena pakaian yang nyentrik dan
sedikit terbuka. Ia tidak ambil pusing karena saat ini dalam pikirannya hanya bergegas pergi ke
sekolah.

Sepanjang perjalanannya menuju ke sekolah ia tidak melihat hal yang asing dan berubah,
semuanya terlihat sama pikirnya. Sesampainya di gerbang sekolah ada seorang satpam yang
menyapanya dengan nama Jo, ia sempat enggan untuk menjawab, tetapi karena ia mencoba
untuk menjaga situasi agar tidak terlihat aneh. Akhirnya Yohan pun membalas dan
menghampirinya dengan ramah, situasi seperti ini sebenarnya sangat asing baginya karena ia
jarang sekali mendapati sapaan dan basa-basi, tetapi ia tetap melakukannya. Setelah sedikit basabasi akhirnya Yohan pun menju kelas. Aslinya ia kebingungan karena mungkin saja pemilik
tubuh ini berbeda dengan kelas jurusan yang ia masuki saat dalam ditubuh aslinya, ia hanya asal
tapi yakin untuk memasuki kelas dengan jurusan komputer, benar saja ternyata orang-orang
dalam kelas itu adalah teman-teman sekelasnya, walau tak terlalu mengenal mereka tetapi ia
hafal dengan nama dan wajahnya. Ia pun mengambil tempat duduk di pojokan kelas, karena
tempat yang sering ia tempati adalah tempat duduk itu. Tidak lama setelah ia duduk dan
mencoba mengeluarkan buku untuk dibaca, datanglah orang yang sangat ia benci, siapa lagi kalo
bukan Alfi dan Dika, dua bajingan tengik yang merundungnya setiap saat ketika ia memakai
tubuh aslinya. Dengan siaga ia mengepal dan menggulung buku yang ia pegang, tetapi mereka
hanya mengajak ngobrol layaknya teman nongkrong, tetapi dengan raut muka yang mengerut
dan kedua tangan yang siaga Dika menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan Yohan. Dika
berkata dengan mulut sialnya jika Yohan merengut dia terlihat seperti King Kong yang ada
dalam film dengan nada bergurau.

“Hei Jo, kenapa dengan mukamu santailah sedikit, kalau kau beraut seperti itu kau hanya
membuat mukamu terlihat seperti gorilla King Kong”

Tetapi karena yang ada ditubuh itu adalah Yohan yang mendendam amat dalam ia pun
membalasnya dengan perkataan yang menusuk.

“ Pada akhirnya King Kong menjadi raja yang berada diatas kroco-kroco biadab seperti
kalian”

Dika yang berotak kosong dan bersumbu pendek tidak terima dengan balasan Yohan

“Hei bajingan, apa maksudmu?!”
Ia membalas sambil mengepalkan tangan

“Aku hanya berkata sesuai isi filmnya”
Ucap Yohan sambil menyeringai sombong.

“Brengsek..!!!!”
Dika berteriak sambil melayangkan pukulan kearah Yohan.


Pertarungan Membara


Dengan pukulan yang terbuka lebar Yohan reflek dengan memukul bagian perut kiri atas
Dika. Tepat bagian limpa Yohan memukul. Ketika Dika terpental dan kesakitan Alfi pun
menyerang Yohan dengan bangku, tetapi karena posisi Alfi berada di depan meja Yohan, Yohan
pun hanya tinggal menendang meja dengan keras. Tendangan itu mengakibatkan Alfi tersungkur
tepat di meja Yohan, Yohan tanpa berfikir panjang langsung memukul dengan pukulan keras ke
kepala Alfi sehingga menghasilkan suara layaknya petir dan guntur yang menyambar secara
bersamaan.

Duaarrrr!!

Bunyi itu pun akhirnya memanggil perhatian banyak siswa yang sedang berada di depan kelas.
Tidak seperti teman sekelasnya yang ketakutan Yohan terlihat sangat sumringah, seperti hal yang
telah lama ia pendam akhirnya meledak bagai dinamit.

Setelah perkelahian itu Yohan dimediasi oleh guru untuk mengetahui apa yang sebenarnya
terjadi, seharusnya Alfi dan Dika juga ikut dimediasi untuk dimintai keterangan sesuai dengan
kacamata mereka, tetapi karena Dika mengalami syok dan memar pada bagian perut, dan juga
Alfi mendapati luka yang lebih parah, kepalanya yang robek mengucurkan darah seperti pipa
bocor. Walaupun begitu, para guru tidak mau ambil pusing dan membuat masalah itu lebih jauh
lagi. Pada akhirnya guru melepaskan Yohan hanya dengan skors 4 hari dan kasus itupun hilang
dengan alasan perkelahian biasa. Setelah itu Yohan pun merasa biasa saja dan dengan waktu
skors dia bisa menguak misteri yang dialaminya.

Setelah semua yang terjadi, Yohan menjalani hari skorsnya dengan santai, ia sudah mulai
menguak sedikit demi sedikit kejanggalan yang dialaminya. Ia telah mengetahui tubuh siapa
yang ia pakai selama ini. Ya benar Johan adalah Variant dari dari dunia paralel, ia tidak jauh
berbeda seperti Yohan, ia hanya dibesarkan oleh single parents yaitu ibunya. Bahkan ia juga
sering dijauhi tapi bukan karena alasan ia introvert atau yang lainnya, ia dijauhi karena fisiknya
yang kuat sehingga banyak anak disekitarnya ketakutan. Saat umur 13 tahun ia pernah terjerat
kasus pemukulan anak SMA hingga koma, ia juga termasuk dalam geng preman di sekolahnya.

Perbedaanya dengan Variant-nya si Yohan adalah Johan ini bodoh dan tidak memiliki
prestasi apapun. Tetapi karena sekarang Yohan lah yang mengendalikan tubuh kuat Johan,
dengan tubuh sekuat gorilla dan dipadukan dengan kecerdasan yang ia miliki Yohan berencana
balas dendam dan ingin mengalahkan semua preman di kota ini. Bahkan jika perlu ia akan
menghadapi dengan segala cara.

Dua hari lalu ia kembali mendatangi tongkrongan Alfi dan Dika yang ia ketahui dari foto
postingan mereka di media maya, kejelian Yohan membawanya pada sebuah parkiran bekas
pabrik tua yang dijadikan Alfi, Dika, dan teman-temannya termasuk Johan sendiri sebagai
tempat berkumpul. Setelah Yohan sampai di sana benar saja Alfi, Dika, dan satu orang lagi
sedang membicarakan Yohan. Ternyata orang itu adalah Yudha yang dijuluki dewa perang, ia
lah bos dan pemimpin dari geng mereka. Tidak pandang bulu dan pikir panjang, Yohan
melempar molotov yang telah ia bikin sebelumnya, ia berfikir jika mungkin saja akan ada lebih
dari dua orang disana, maka dari itu ia menyiapkan senjata. Api pun mulai menyebar ke segala
arah dari pecahan botol. Ditengah kobaran api yang mulai membesar Yohan mulai maju ke arah
mereka bertiga, dengan baju yang telah ia basahi menggunakan air itu akan mengurangi efek
panas gejolak api


Pertarungan Mematikan


Yohan pun melayangkan pukulan kea rah Alfi terlebih dahulu karena dia yang
memiliki keadaan paling tidak prima. Setelah tersungkurnya Alfi ia lanjut mengayunkan
tendangan keras kepada Dika, saat mereka berdua terjatuh ia tidak berhenti dan mencoba
melayangkan high kick kearah Yudha, tetapi hebatnya Yudha bisa menepis tendangan keras
Yohan, dan sekarang Yohan lanjut melayangkan jab beruntun layaknya machine gun, tetapi tidak
mempan pada Yudha. Muka dengan banyak bekas luka menandakan banyaknya pertarungan
yang telah ia lalui. Setelah semua serangan yang Yohan lontarkan kini giliran Yudha
melancarkan satu pukulan keras pada rahang bawah Yohan, pukulan keras itu mengakibatkan
pusing sesaat bagi Yohan, Yohan pun sempat berlutut ditanah. Momen ini sebenarnya sangat
menguntungkan bagi Yudha, tetapi karena kesombongan yang memenuhi kepala kosongnya ia
malah mulai mencemooh Yohan.

"Cuih.. kau kira siapa kau berani-beraninya menyerang kami!? Kami baru saja
membicarakan monyet sepertimu yang akan mati dalam keadaan tragis!"

Ocehan yang Yudha lontarkan memberi Yohan sedikit waktu singkat untuk berfikir. Saat
itulah ia melihat kunci sepeda motor milik Yudha tergeletak di tanah. Tidak berfikir panjang
Yohan langsung berdiri dan mulai melancarkan pukulan dengan kuci yang berada ditengahtengah jarinya.

"Cleppp"

Suara itulah yang terdengar, suara kunci motor sepanjang 8,5 centi menancap menembus
pipinya kanannya.

Keadaan itu membuat Yudha sangat syok dan mundur menjaga jarak pada Yohan, tidak melepas
kesempatan ini begitu saja Yohan lanjut dengan tendangan telak diperut, bahkan saking kerasnya
tendangan Yohan sampai membuat Yudha muntah. Semua isi makanan yang Yudha makan pada
siang itu keluar semua bercampur darah. Setelah penyerangan itu berakhir Yohan pun pergi
pulang untuk beristirahat, saat perjalanan pulang menaiki bus Yohan tertawa liar ditengah
kerumunan,

"HAHAHHAHA.."

mungkin itu adalah bukti kepuasannya atas apa yang ia pendam selama ini.

Hanya berselang satu pekan setelah peristiwa itu Yohan mulai diteror oleh orang, ia
menduga pasti orang itu adalah kelompok geng berandalan dari Yudha, maka ia mulai bersiapsiap dengan menyiapkan banyak sekali senjata, bahkan diantaranya ia buat dari barang-barang
sepele seperti pensil yang diraut tajam, bolpoin yang ujung penanya diganti jarum, koran tebal
yang dilubangi dengan paku, bahkan ia telah menyiapkan bom tepung maizena yang ia campur
dengan bubuk mesiu buatannya sendiri. Dengan menyampurkan larutan arang, kalium nitrat, dan
isopropil alcohol yang ia curi dari lab kimia sekolahnya. Itu semua ia buat dengan perhitungan
dan perkiraan akan semua kemungkinan yang bisa saja terjadi pada dirinya saat menghadapi
pertarungan. Tetapi semua hal yang ia buat dengan penuh perhitungan hanyalah sia-sia ketika
dihadapan senapan api.


Dua Jiwa, Satu Tubuh


Jasad Yohan ditemukan di pinggiran sungai di bawah jembatan tengah kota. Terdapat 3
peluru yang bersarang di kaki kirinya dan 2 ditubuhnya. Menurut otopsi pihak berwajib,
tangannya yang mengepal keras menandakan Yohan berusaha melawan dengan tinjunya.

Ibu Johan yang seorang single parent sangat amat terpukul seakan dirinya dijatuhkan dari
gedung 10 lantai. Bahkan setelah ditinggal lari suaminya ia sekarang ditinggal pergi selamanya
oleh anak semata wayangnya. Yang tidak ia ketahui dalam semua yang menimpa anaknya itu,
bahwa orang yang mengendalikan tubuh anaknya itu adalah orang lain yang dikendalikan
kebencian dan dendam.

Berpindah ke dunia asal Yohan sekarang jiwa Johan lah yang menempati tubuh Yohan.
Orang bodoh dan orang yang hanya bisa melatih otot itu pada akhirnya membuat perubahan
besar. Dengan semangat belajar yang sudah tertanam pada tubuh Yohan sebelumnya, ia mampu
meraih prestasi-prestasi baru, bahkan yang dulunya mustahil bagi Yohan bisa dilakukan dengan
mudahnya, yaitu memiliki teman. Selama ini yang Yohan anggap sulit ternyata mudah bagi
Johan. Bahkan sekarang orang-orang sekelasnya berteman dengan Johan, tidak terkecuali dua
perundung Yohan yaitu Alfi dan Dika. Semua ia lakukan karena kerja kerasnya untuk berubah
menjadi lebih baik, tubuh Yohan yang sebelumnya kurus sekarang menjadi lebih bugar karena
kebiasaan berolahraga yang dibawa Johan. Johan menjadi orang yang gemar membaca layaknya
Yohan dulu, ia sering meminjam buku di perpustakaan sekolahnya untuk dibaca di taman. Ia
juga mengetahui kejadian misterius yang dialaminya ini adalah tabrakan ruang jiwa yang tidak
diketahui penyebabnya. Penjelasannya itu ia ketahui dari seri buku novel berjudul "Dark Matter"
oleh Blake Crouch - Sebuah cerita sains fiksi yang melibatkan dimensi paralel dan pertukaran
kehidupan.

“Siapa mengejar bayang-bayang kebencian, akan terperangkap dalam penjara yang
dibuatnya sendiri.”

Itulah sisipan kata-kata filosofis yang terdapat pada akhir halaman buku yang Johan baca di
taman 



















Komentar

Postingan populer dari blog ini

「Happy Holidays Bookmark」

「Raiden Shogun GFX」

「Aplikasi Kasir UI」